Saturday, 28 February 2015
Mirror 3 Smartphone Dengan Kecepatan Charging 90 Menit
Produk teknologi tak ada matinya. Salah satunya adalah produk smartphone yang menghadirkan teknologi terbaru yang memberikan kepuasaan dan kemudahan berkomunikasi bagi para penggunanya. Adalah produsen ponsel pintar dari Tiongkok yaitu Oppo, meluncurkan produk barunya bernama Mirror 3.
Ponsel pintar bersistem operasi Android ini memiliki teknologi yang mampu melakukan pengisian daya (baterai)
Wednesday, 25 February 2015
Review Counter Strike – Global Offensive: Hadirkan Atmosfer Klasik yang Kental!
Anda tidak bisa disebut sebagai seorang PC gamer jika belum pernah memainkan Counter-Strike sebelumnya. Mod dari franchise game FPS fenomenal Half-Life dari Valve ini memang harus diakui fenomenal. Tidak hanya muncul sebagai standar untuk game-game military shooter yang lahir setelahnya, Counter Strike juga lahir sebagai salah satu game kompetitif level professional yang paling sering dipertandingkan di masa lalu. Popularitasnya memang tidak perlu diragukan lagi, bahkan sempat membuat industri game centre Indonesia kembali bergairah karenanya. Kini setelah penantian yang cukup lama setelah versi terakhirnya – Source, Valve akhirnya merilis seri terbaru – Counter Strike: Global Offensive.
Counter Strike – Global Offensive sendiri tetap dibangun dengan menggunakan engine Source, namun dengan versi yang sudah lebih disempurnakan. Hal ini tentu saja membuatnya datang dengan visualisasi yang boleh dikatakan setara dengan franchise game serupa yang dirilis saat ini, dengan desain karakter dan setting yang juga lebih baik. Uniknya, bagi para gamer yang sempat mencicipi game ini di masa lalu, kehadiran seri terbaru ini tidak lantas membuatnya berbeda dan “asing”. Kami bahkan sempat mengutarakannya di preview kami sebelumnya, bahwa untuk sebuah alasan yang jelas dan kuat, Counter-Strike: Global Offensive ini justru akan lebih meninggalkan kesan nostalgia yang lebih kentara dibandingkan terasa menikmati sebuah game yang benar-benar baru. Semua elemen baru yang ia tawarkan seolah didesain untuk memperkuat hal tersebut.
Lantas, bagaimana performa Counter Strike: Global Offensive? Apakah Valve mampu meracik seri terbaru ini dengan sensasi yang membuatnya lebih sempurna dibandingkan seri-seri Counter Strike sebelumnya? Atau ia akan tampil sebagai sebuah blunder yang fatal? Review ini akan mengupas CS: GO lebih dalam untuk Anda.
It’s Still the Same Old Counter-Strike!
Counter Strike: Global Offensive mampu menampilkan kesan yang kuat bahwa ia tetap menjadi seri CS klasik yang selama ini kita kenal, walaupun datang dengan tampilan yang jauh berbeda.
Satu yang unik dari CS: GO, terlepas dari tampilannya yang kini berubah jauh lebih baik, ia masih memancarkan aura CS klasik yang begitu kental. Jika Anda pernah memainkan seri CS di masa lalu, maka Anda akan langsung mendapatkan perasaan familiar yang begitu kental ketika memainkan seri terbaru ini. Apa sebab? Kehadiran beberapa map ikonik di masa lalu mungkin menjadi salah satu elemen yang akan meninggalkan kesan pertama tersebut kepada Anda. Map-map klasik seperti Dust, Dust 2, Italy, Inferno, Train, hingga Aztec dihadirkan dengan bentuk rancang yang masih sama, seperti yang sudah kita kenal. Walaupun demikian, bukan berarti Valve tidak memodifikasi peta-peta ini sama sekali. Beberapa map mendapatkan perombakan yang cukup signfikan dengan penambahan jalur ekstra untuk memastikan pertempuran yang lebih seimbang dan dinamis antara para CT dan Teror. Beberapa elemen sederhana seperti kotak / drum yang biasa digunakan untuk melakukan cover dan camping kini digeser, dihapus, dan ditambahkan. Namun pada dasarnya, map-map ini tetaplah menjadi map pertempuran ikonik yang sudah lama Anda kenal.
Salah satu yang membuat kesan ini begitu kentara adalah hadirnya berbagai map klasik yang tentu tidak asing lagi bagi sebagian besar gamer CS klasik. Valve juga menyuntikkan beberapa modifikasi setting untuk menghasilkan pertarungan yang lebih seimbang dan dinamis.
Tidak hanya map, mekanisme gameplay yang ditawarkan juga masih datang dengan sensasi CS klasik. Tidak ada iron sight, Anda tetap hanya mengandalkan crosshair yang ada.
Lantas, Hal Baru Apa Saja yang Ditawarkan?
Arms Race hanyalah satu dari begitu banyak fitur baru yang ditawarkan oleh Valve di Counter Strike: Global Offensive ini..
Salah satunya adalah mode Arms Race yang tentu berbeda dengan gameplay konvensional Counter Strike selama ini. Alih-alih disediakan untuk membeli senjata yang Anda inginkan, Arms Race membawa elemen “RPG” dengan menyediakan senjata yang lebih hebat secara otomatis seiring dengan jumlah korban yang berhasil Anda bunuh. Tidak hanya mode, Anda juga akan mendapatkan beberapa senjata baru yang dapat Anda gunakan selama memainkan CS: GO ini. Beberapa senjata seperti AUG dan SG-553 kini mendapatkan sistem zoom yang baru, yang akan memastikan efek tembakan yang lebih akurat. Beberapa senjata baru disertakan untuk memberikan efek pertarungan yang lebih destruktif, salah satunya adalah machine gun terbaru – Negev yang luar biasa. Machine gun yang satu ini memuntahkan peluru dalam kecepatan yang luar biasa dengan efek yang sangat berbahaya. Berbeda dengan machine gun di masa lalu, ia menjadi senjata yang dapat diandalkan. Tidak hanya rifle dan machine gun, Anda juga akan mendapatkan varian jenis granat yang kini jauh lebih beragam. Our new favourite? Of course the incendiary grenades and the molotov cocktails!
Sistem aim dari AUG dan SG 553 kini diperbaharui dengan hanya menyertakan crosshair ketika Anda menekan klik kanan, tanpa wujud senjata sama sekali. Ini tentu saja meningkatkan akurasi tembakan yang Anda butuhkan.
Bermain Tanpa Tujuan: It’s Totally Just for Fun!
CS: GO memang diciptakan untuk sekedar fun, tanpa embel-embel sense of purpose sama sekali. Tidak ada senjata yang harus dibuka, tidak ada sistem level, tidak ada perk, tidak ada sense of purpose. Game ini didesain hanya untuk kesenangan semata.
Sejak awal permainan, Anda akan mendapatkan akses terhadap semua senjata yang Anda butuhkan untuk memenangkan pertempuran, tanpa satupun yang menghadirkan persyaratan tertentu untuk terbuka. Berbeda dengan game-game FPS military saat ini, CS: GO juga tidak menyertakan sistem level atau perk tertentu sebagai reward untuk setiap kemenangan Anda. Valve lebih memilih untuk menyederhanakan sistem untuk seri terbaru ini dan tetap bertahan dengan mekanisme klasik yang dikenal darinya. Satu-satunya tujuan Anda memainkan CS: GO dan terus memainkannya benar-benar didasarkan pada kesenangan semata, and nothing more..
Kesimpulan
CS: GO menawarkan beragam elemen yang akan menarik hati para penggemar CS klasik, tetapi juga para calon gamer yang belum pernah mengenal nama game ini sebelumnya. Ia hadir sebagai sebuah game FPS kompetitif yang berkualitas dan pantas untuk dijajal.
Ada dua kelemahan yang cukup pantas untuk diperhatikan darinya. Keputusan Valve untuk mempertahankan ciri khas Counter-Strike yang otentik justru berpotensi menjadi bumerang. Keengganan untuk mengadaptasi beragam sistem gameplay yang baru, membuat game ini kehilangan beberapa fitur yang seharusnya akan membuatnya lebih sempurna. Salah satunya tentu saja tidak disertakannya iron sight yang kini memang menjadi standar baru dan hanya mengandalkan sistem crosshair klasik. Kelemahan lainnya ada pada tujuan bermain yang kurang beragam dan kuat, dimana kesenangan akan menjadi motif utama Anda yang otomatis akan menjadikan kebosanan sebagai musuh terbesar Anda. Valve sebenarnya dapat menyuntikkan sistem level, perk, ataupun fitur baru apapun yang dapat menyuntikkan sense of purpose dan reward, daripada sekedar kesenangan dan tawa di setiap ujung kemenangan. Ini tentu akan menjadikannya sebagai sebuah seri yang semakin sempurna.
Namun terlepas dari semua kekurangan yang ada, Counter Strike: Global Offensive mampu membuktikan dirinya sebagai sebuah game FPS kompetitif yang berkualitas dan pantas untuk dijajal, sebuah monumen kebangkitan bagi sebuah franchise fenomenal yang mungkin sempat dilupakan. It’s a better, much more awesome version of Counter Strike that we have known for so long..
Kelebihan
- Visualisasi yang lebih baik
- Modifikasi map untuk pertempuran yang lebih seimbang
- Kehadiran senjata baru
- Desain karakter untuk tim CT dan terror yang lebih baik
- Sensasi klasik yang kuat
Kekurangan
- Tetap tanpa iron sight
- Bermain tanpa sense of purpose, selain untuk kesenangan
Tidak cocok untuk gamer: yang butuh game FPS tanpa recoil
Sumber : http://jagatplay.com
Review Resident Evil Revelations: Sensasi Klasik yang Dirindukan!
Membicarakan Resident Evil, berarti membicarakan salah satu franchise survival horror terbesar dan tersukses di industri game. Menjadi salah satu pencetus genre yang kian populer ini, Resident Evil memang tampil sebagai judul yang inovatif di masa keemasan Playstation di kala itu. Ketika sebagian besar game action lainnya memungkinkan Anda untuk menghancurkan setiap ancaman dengan sangat mudah, Resident Evil menyuntikkan mekanik gameplay dan pesona yang berbeda – sebuah dunia yang mencekam tetapi sekaligus juga menantang. Sayangnya, daya tarik ini kian tergerus seiring dengan perkembangan tren industri game sendiri. Resident Evil perlahan namun pasti, bergerak menjadi sebuah game action.
Resident Evil 4 yang menjadi monumen perubahan ini. Mendapatkan review positif dan pujian lewat perubahan ekstrim third person shooter-nya yang nyaman, futuristik, namun sekaligus tetap mempertahankan identitas yang selama ini melekat pada jati diri franchise, Capcom menemukan sebuah bentuk baru yang luar biasa. Namun sayangnya, beberapa inovasi di sisi aksi yang mereka paksakan di seri keenamnya justru mencederai apa yang selama ini berusaha dibangun oleh Mikami. Resident Evil kian terasa seperti sebuah game action mainstream dan kehilangan jati dirinya. Padahal di sisi lain, Nintendo 3DS baru saja kedatangan sebuah seri alternatif yang justru mampu tampil memesona. Sebuah seri “eksklusif” yang akhirnya dirilis kembali dalam definisi tinggi – Resident Evil Revelations.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah memiliki sedikit gambaran akan apa yang sebenarnya ditawarkan oleh seri yang satu ini. Kami bahkan secara terbuka menyebutnya sebagai sebuah seri yang jauh lebih baik daripada Resident Evil 6. Apa yang sebenarnya ia tawarkan? Kualitas seperti apa yang membuat kami melihatnya sebagai sebuah “seri klasik” yang sudah lama dirindukan oleh para penggemar Resident Evil? Review ini akan mengupasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Serangan teroris Veltro di kota Terragrigia menjadikan kota futuristik ini tak ubahnya Raccoon City kedua. Kehancuran total tidak menjadi jaminan ancaman ini tidak berulang.
Selamat datang di Queen Zenobia – mimpi buruk Jill Valentine yang baru.
Sebuah misi sederhana untuk mencari keberadaan Chris Redfield justru menghisap Jill, Parker, Chris, dan Jessica dalam pusaran konspirasi yang dalam.
Kebangkitan kembali organisasi teroris Veltro. Apa sebenarnya agenda mereka? Siapa mereka sesungguhnya?
The fight for survival begins!
Sebuah Sensasi Klasik yang Sudah Lama Dirindukan!
Sensasi klasik akan terasa kental begitu Anda menjajal seri ini sejak awal. Sudut kamera, sisi aksi dan eksplorasi yang ia tawarkan akan mengingatkan Anda pada kejayaan kualitas RE lawas.
Dengan mekanik gameplay yang lebih dekat dengan Resident Evil 4, sensasi klasik memang memancar kuat dari seri yang satu ini. Dengan sistem kamera nyaman yang berada di pundak, Anda dapat mengakses senjata dan serangan melee untuk menghancurkan setiap ancaman yang ada. Ada laser pointer yang akan membantu Anda mencapai presisi peluru yang lebih efektif. Setiap musuh akan hadir dengan titik kelemahan tersendiri, terutama kepala. Walaupun bertempur bersama dengan seorang partner AI, tidak ada mekanisme revive begitu Anda mencapai health yang kritis dan terancam mati. AI ini memang didesain membantu Anda menembak setiap musuh yang ada, namun mereka tidak dibangn untuk memastikan Anda tetap bertahan hidup. Berita baiknya, Anda tidak perlu berbagi sumber daya dengan mereka.
Karakter lain yang dikendalikan AI ini memang akan membantu Anda untuk memberikan damage, namun tampaknya mereka tidak didesain untuk memastikan Anda bertahan hidup.
Swimming? Now we are talking…
Dengan sumber daya penyembuh dan peluru yang terbatas, butuh kesabaran dan strategi untuk mengatasi setiap ancaman yang ada, setidaknya untuk memastikan bahwa setiap peluru yang Anda luncurkan akan menghasilkan efek destruktif semaksimal mungkin. Memastikan diri untuk tidak kekurangan elemen krusial ini, Anda harus menggelontorkan ekstra kerja keras lewat sebuah fitur baru bernama – Genesis. Tak ubahnya sebuah mesin pencari, Genesis akan membantu Anda menemukan sumber daya tersembuyi yang tidak bisa didapatkan sekedar dari kasat mata. Tidak hanya itu saja, Anda juga bisa menggunakan alat ini untuk melakukan scanning untuk setiap monster maupun benda aneh yang Anda temukan di sepanjang perjalanan. Berhasil mengumpulkan data scan hingga 100%, Anda akan otomatis dibekali satu buah item penyembuh. Jadi alih-alih sekedar bergerak cepat dari satu tempat ke tempat yang lain, meluangkan waktu untuk mengaktifkan Genesis untuk mencari sumber daya tersembunyi akan membantu Anda menempuh pertempuran yang lebih mudah di masa depan. Apalagi jika Anda menemukan beragam custom parts darinya.
Tidak hanya di sisi aksi, sensasi klasik ini juga tercermin dari kembali sisi eksplorasi yang akan menuntut Anda mencari kunci dan menyelesaikan puzzle.
Peluru dan item penyembuh yang terlalu sedikit? Anda harus mengandalkan Genesis untuk mencari item-item tersembunyi di dalam sebuah area. Tidak hanya itu saja, Genesis dapat dilakukan untuk melakukan scanning musuh yang Anda temukan. Berhasil mencapai presentase tertentu, Anda akan dihadiahi satu item penyembuh.
Dengan custom part yang ada, Anda bisa memperkuat atau menyuntikkan efek tertentu untuk senjata yang Anda gunakan.
Nostalgic, tetapi juga terasa “baru”, para penggemar franchise RE yang sudah mengikutinya sejak seri awal akan jatuh cinta dengan seri ini.
Raid Mode yang Adiktif
Raid Mode – mode ekstra adiktif yang bahkan lebih menarik mode plot utama.
Tantangan yang kian sulit seiring dengan meningkatnya level akan memaksa Anda untuk memperkuat diri, yang tentu saja lebih efektif dilakukan dengan berbelanja beragam perlengkapan senjata, upgrade, dan item di toko. Untuk setiap misi yang berhasil Anda selesaikan di mode story ataupun Raid, Anda akan mendapatkan sejumlah Battle Points sebagai mata uang. Senjata yang bisa dibeli sangat bervariasi, dan bergantung pada level karakter Anda saat ini. Semakin tinggi level, daerah gameplay yang semakin sulit akan terbuka, dan kebutuhan untuk menggunakan senjata yang lebih destruktif juga menjadi kebutuhan yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Progress juga terlihat dari jumlah damage yang bisa Anda lontarkan dari moncong peluru Anda.
Tidak hanya senjata, Anda juga bisa memilih beragam karakter yang masing-masing hadir dengan keunggulan spesifik.
Mengumpulkan Battle Points sebagai mata uang dan level yang tinggi, Anda akan berkesempatan untuk mendapatkan senjata dan upgrade yang lebih kuat.
Progress karakter terlihat dari sistem damage yang kini terlihat lewat sistem angka, ala game RPG.
Visualisasi Port Handheld yang Solid
Tidak istimewa memang, namun fakta bahwa port HD ini diambil dari sebuah game handheld tetap membuat Revelations terlihat memesona.
Permainan tata cahaya dan detail menunjukkan kualitas definisi tinggi yang terhitung layak untuk dinikmati, bahkan untuk standar gaming saat ini.
Walaupun tidak istimewa, namun RE: Revelations versi HD ini masih menawarkan detail karakter dan lingkungan yang masih dapat dinikmati untuk standar game saat ini. Anda akan bertemu dengan detail pakaian Jill yang terlihat jelas, tata cahaya yang bermain dengan cukup apik, hingga voice acts yang masih bisa dikategorikan baik. Untuk sebuah game port dari perangkat resolusi rendah, Revelations tampil dalam visualisasi yang cukup baik. Good job, Capcom!
Kesimpulan
Resident Evil: Revelations harus diakui merupakan oase yang begitu menyegarkan untuk para penggemar RE yang sudah lama merindukan sebuah game RE dengan kesan cita rasa klasik, namun dengan kualitas sisi aksi yang tetap pantas untuk diacungi jempol. Seperti preview kami sebelumnya, sensasi dan pengalaman yang ditawarkan oleh Revelations tetap jauh lebih baik dibandingkan Resident Evil 6 secara keseluruhan. A must play!
Walaupun demikian ada beberapa kekurangan yang pantas untuk dicatat dari Revelations. Salah satunya adalah desain karakter dan pakaian yang justru meninggalkan kesan komikal dan dipaksakan. Kesan ini begitu kentara dari desain pakaian yang dikenakan oleh dua karakter – Rachael dan Jessica. Capcom seolah berusaha mengeksploitasi sisi sensual dari dua karakter wanita hingga batas yang tidak wajar. Bumbu “cinta” dalam plot yang serius juga bukan gaya Resident Evil yang selama ini kita kenal.
Namun terlepas dari semua kekurangan ini, Resident Evil: Revelations harus diakui merupakan oase yang begitu menyegarkan untuk para penggemar RE yang sudah lama merindukan sebuah game RE dengan kesan cita rasa klasik, namun dengan kualitas sisi aksi yang tetap pantas untuk diacungi jempol. Seperti preview kami sebelumnya, sensasi dan pengalaman yang ditawarkan oleh Revelations tetap jauh lebih baik dibandingkan Resident Evil 6 secara keseluruhan. A must play!
Kelebihan
Gaya penceritaan lewat beberapa kacamata karakter di satu benang merah cerita yang sama memberikan efek yang segar, setidaknya membuat Revelations tidak monoton.
- Jembatan plot yang solid
- Raid Mode yang adiktif
- Sensasi gameplay klasik yang kental dan menantang
- Genesis yang membuat gameplay tidak monoton
- Kacamata cerita lewat beberapa karakter
- Visualisasi yang masih terhitung baik untuk sebuah game port handheld
- Level berenang yang unik untuk franchise RE
Kekurangan
Desain pakaian yang absurd..
- Desain karakter wanita yang terkesan dipaksakan
- Bumbu “cinta” yang tidak penting
Tidak cocok untuk gamer: yang melihat RE 6 sebagai seri RE terbaik, penggemar game action murniSumber : http://jagatplay.com
Metal Gear Solid V: Ground Zeroes Review
Dengan standar yang selalu dituntut untuk meningkat pada tiap judulnya, proyek sekaliber MGS kontan membutuhkan waktu pengembangan yang tidak sebentar. Namun, tuntutan pasar pun tak bisa diabaikan begitu saja. Ketimbang membuat fans terlalu lama menunggu, Konami pun mau 'bermurah hati' memperkenankan mereka yang berminat untuk dapat merasakan pengalamannya lebih dulu.
Atas hal yang demikian, Konami dan Kojima pun berinisiatif untuk membagi proyek Metal Gear Solid V-nya ke dalam dua fase. Sebagai yang pertama datang, adalah sebuah prolog atau bagian pengantar yang dijudulinya dengan Metal Gear Solid V: Ground Zeroes. Inilah model pemasaran terbaru yang diperkenalkan Konami.
Alih-alih menyebutnya sebuah demo, Kojima cenderung menanamkan anggapan Ground Zeroes sebagai pembukaan pra peristiwa yang terjadi dalam The Phantom Pain. Tentu, ini merupakan bagian vital yang tak bisa dilewatkan oleh setiap gamer yang setia mengikuti jalan ceritanya. Sementara dari segi gameplay, bagian pengantar ini adalah satu yang memperkenalkan pemainnya pada babak baru Metal Gear next-gen, dengan rancangan yang mengacu pada orientasi open world dan mekanisme-mekanisme baru di dalamnya.
Tapi, sebutan hanya sekedar demo pun sebenarnya memang tidak tepat sepenuhnya. Ground Zeroes turut menyertakan sejumlah Side Ops yang menjadikan game-nya belum tuntas hanya dengan menyelesaikan sebatas skenario misi utamanya. Secara menyeluruh, terdapat beberapa misi tambahan yang dapat dimainkan untuk durasi lebih lama, walau tak dipungkiri, setting Camp Omega yang hanya sekedar diotak-atik (siang/malam) demi memberi variasi rasanya masihlah kurang untuk memuaskan. Namun, setidaknya dengan rancangan map yang brilian dan gameplay yang lebih memberi pilihan cara dalam bermain, entri ini tetaplah patut untuk dimainkan.
Setelah cerita Big Boss yang terakhir kalinya diangkat dalam Metal Gear Solid: Peace Walker, Ground Zeroes menyambungnya dengan sebuah misi penyelamatan yang harus dijalankan sang pahlawan legendaris. Adalah Chico dan Paz, kedua tokoh yang pertama kalinya dikenal fans dalam Peace Walker, sebagai tawanan yang harus dibebaskan Snake. Selain itu, judul ini memperkenalkan pula sosok antagonis yang dipanggil dengan sebutan Skull Face, seorang pimpinan dari XOF (kebalikan dari FOX). Singkat dalam bercerita dan kontan menyisakan akhir yang menggantung, kelanjutannya pun baru akan dapat diikuti kembali pada The Phantom Pain yang (mungkin) datang tahun depan.
Ikut menandai debutnya di generasi konsol terkini, adalah perkenalan terhadap elemen open world dalam MGS yang telah muncul kali pertamanya. Berbeda dari seri-seri terdahulu yang lebih linier, konvensional, dan lebih kaku dalam bermekanisme, Ground Zeroes mengemas gameplay-nya dengan lokasi yang tak hanya lebih luas untuk dikelilingi, tapi juga dinamis. Dunia ini terasa lebih hidup dengan AI lawan yang lebih punya variasi dalam beraktivitas, berkomunikasi satu sama lain, dan cukup peka untuk memergoki gerakanmu yang mencurigakan. Untuk pertama kalinya juga, Ground Zeroes memperkenalkan sebuah MGS dengan sistem transportasi yang fungsional, walau pada prolog ini baru sebatas truk, jeep, dan tank, berikut helikopter untuk membebaskan tawanan sekaligus menyudahi misi. Dan meski terhitung semi-open world, nyatanya ruang bermain ini tetaplah mempunyai batasan.
Mekanisme yang berkembang pun tak ketinggalan didapati oleh Snake itu sendiri. Sang jagoan makin terasa luwes secara pergerakan, mampu melakukan multiple takedown, dan suatu hal baru yang dinamakan Reflex Mode. Reflex Mode memungkinkan Snake dapat mengantisipasi situasi 'Alert' lebih cepat dalam slow motion. Memang dapat dinon-aktifkan, namun fitur ini kiranya merupakan salah satu tambahan yang diimplementasikan sebagai ganti dari radar yang kali ini ditiadakan, walau di lain sisi, hilangnya radar cukup diakui membuat pergerakan terasa lebih dibatasi dengan jarak pandang yang lebih sempit. Selain itu, posisi lawan juga dapat ditandai dengan binoculars dan menginterogasi lawan tertentu.
Adapun perubahan radikal lainnya yang dialami Ground Zeroes terdapat pada Snake yang tak lagi membutuhkan konsumsi Ration untuk memulihkan health. Seperti yang ditemukan pada game shooter kebanyakan, health kini dapat beregenerasi dengan sendirinya. Mekanisme yang sebenarnya mungkin agak terasa memperkenankan gamers lebih berani dalam berkonfrontasi. Akan tetapi, stealth tetaplah esensi yang diusungnya, sebagaimana gameplay secara menyeluruh memang lebih dirancang untuk itu. Hanya saja, dalam kemasan yang lebih modern dan lepas dari idealisme MGS biasanya.
Memainkan Ground Zeroes pun tak hanya memperkenankan gamers mencicipi seperti apa sebuah MGS next-gen. Harus diakui, Fox Engine adalah satu di antara alasan utama untuk menjajal game ini. Setelah PES 2014 yang belum cukup memaksimalkannya, engine kreasi Kojima Productions ini akhirnya tampil dalam performa yang jauh lebih gemilang. Tak hanya mampu memfasilitasi open world perdana MGS, Fox Engine memang memukau. Cutscene menawan, pencahayaan dengan efek in-game yang mempesona, environment yang tampak realistis, dan mulusnya dukungan 60 fps. Photorealistic yang selama ini digembar-gemborkan Kojima pun dipresentasikan dengan memuaskan. Suatu teknologi grafis yang memang merepresentasikan next-gen dalam arti sungguhan.
Adapun salah satu hal yang dipandang skeptis semenjak konfirmasinya adalah absensi David Hayter yang untuk kali ini harus melepas peran ikoniknya sebagai Snake. Bertahun-tahun mengenal sang voice actor menyuarakan tokoh jagoannya, sekarang fans harus rela mempercayakan Big Boss pada seseorang yang lain. Ialah Kiefer Sutherland, aktor profesional yang terkenal lewat perannya sebagai Jack Bauer dalam serial TV 24. Tidaklah buruk, namun sedikit janggal yang mungkin dipengaruhi kuatnya Hayter terhadap karakterisasi Snake di telinga fans.
Dengan persembahan yang secara garis besarnya kembali mengesankan, harus disayangkan bahwa durasi memang jadi minus yang dialami sebagaimana Ground Zeroes barulah sebuah prolog dari The Phantom Pain. Seperti yang telah disebutkan, game ini mengemas di dalamnya satu misi utama dengan lima misi tambahan. Namun, rancangan gameplay yang memberi ruang untuk berimprovisasi adalah hal yang memungkinkannya dapat dimainkan hingga beberapa kali. Belum lagi dengan masih adanya sejumlah collectibles dan rahasia yang menarik untuk dilihat, serta catatan rekor untuk ditaklukkan.
Sebagai ekstra, satu dari antara lima misi tambahan yang dimaksud merupakan Extra Ops yang eksklusif menurut platform. Sementara misi eksklusif PlayStation yang dijuduli Deja Vu akan membawa fans bernostalgia dengan sejumlah momen Metal Gear Solid, misi eksklusif Xbox yang bertajuk Jamais Vu akan mendatangkan Raiden dari Metal Gear Rising: Revengeance untuk melumpuhkan para "Snatcher."
Tak ketinggalan, Ground Zeroes juga menyertakan gimmick berupa kendali iDROID pada perangkat second screen. iDROID adalah menu interface yang di antaranya berperan menunjukkan peta, memanggil helikopter, dan memutar kaset. Dengan app khusus yang dapat di-download pada smartphone, gamers dapat menemukan Mother Base sebagai fitur tambahan yang dapat diakses.
Terlepas dari pro dan kontra yang memperdebatkan keberadaannya, tetap dapat ditekankan bahwa Ground Zeroes adalah sebuah persembahan dengan kualitas untuk para fans setia. Memang, entri ini belumlah menawarkan yang lebih banyak menyangkut cerita dan gameplay-nya secara menyeluruh. Ini barulah sebatas pembukaan untuk sesuatu yang menjanjikan pada nantinya, The Phantom Pain.
Baik sebagai game, namun lain halnya sebagai model dalam industri. Ground Zeroes punya hal-hal yang membuat nilainya bagus untuk tolak ukur sebuah game, tetapi sayangnya bukanlah suatu strategi pemasaran yang dapat diaplikasikan oleh tiap judul untuk semua gamers, walaupun game ini memang dijual dengan harga lebih rendah.
Sumber : dickyperdana.blogspot.com
Sunday, 22 February 2015
Fitur Mantap Dari BlackBerry OS 10.3.1
BlackBerry baru saja meluncurkan software untuk sistem operasi atau OS yang bernama BlackBerry versi 10.3.1. Sistem operasi ini dirilis untuk semua handset BlackBerry 10 diantaranya adalah BlackBerry Passport, Z30, Z3, Z10, Q10, dan Q5, serta seri premium
Porsche Design P'9983 dan P'9982 sudah dapat menggunakan sistem operasi ini.
OS untuk BlackBerry 10 ini hadir dengan tampilan yang lebih
Monday, 16 February 2015
Review GTA V (New-Gen): Game Sama, Pengalaman Beda!
Rasa skeptis tentu saja selalu menyelimuti setiap usaha publisher untuk merilis ulang game andalan mereka dalam format “HD Remaster” yang selama ini diasosiasikan dengan sekedar peningkatan kualitas visual. Namun reaksi pasar membuat semua kritik ini terasa tidak lagi relevan, apalagi setelah kesuksesan Tomb Raider: Definitive Edition dan The Last of Us: Remastered yang disambut dengan respon positif. Beberapa developer seperti 4A Games, misalnya, bahkan merombak ulang game lawas – Metro 2033 dengan engine ternyar dan berhasil tampil sangat memukau. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika antisipasi sama besarnya ditujukan bagi mahakarya dari Rockstar – GTA V yang akhirnya tiba di Playstation 4 dan Xbox One, dengan versi PC menyusul awal tahun 2015 mendatang. Kesempatan untuk mencicipi game open-world terbaik dengan kualitas visual yang lebih optimal.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah mendapatkan sedikit gambaran nilai jual seperti apa yang ditawarkan oleh GTA V versi new-gen ini. Kemampuan Playstation 4 dan Xbox One yang lebih mumpuni memungkinkan Rockstar untuk merombak kualitas visual yang cukup signifikan, dengan ekstra tekstur definisi tinggi dan detail karakter yang lebih baik. Tidak hanya itu saja, hadirnya elemen depth of field, padatnya kota, dan semakin kayanya eksosistem di alam liar Los Santos kian memperkuat sensasi generasi terbaru ini. Namun ada yang berbeda dari GTA V versi new-gen dari sekedar GTA V yang pernah Anda cicipi di versi Playstation 3 dan Xbox 360 dulu. Dari kulit luar ia mungkin terlihat sebagai game yang sama, namun begitu dicicipi, Anda akan berhadapan dengan pengalaman yang cukup berbeda.
Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh GTA V new-gen ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game sama dengan pengalaman berbeda? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Our Review
Perbedaan konten dan mekanik gameplay dasar yang tidak banyak berbeda dibandingkan dengan versi generasi sebelumnya membuat review versi generasi sebelumnya dari JagatPlay tetap relevan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan game ini.
“GTA V tidak perlu diragukan lagi merupakan game open-world terbaik yang pernah hadir di industri game. Ia bahkan bisa dikatakan mendefinisikan ulang genre ini secara keseluruhan, menawarkan sebuah standar baru akan konsep “dunia yang bebas” dengan kualitas yang tidak mudah untuk ditundukkan. Kehadiran tiga karakter utama tidak hanya menawarkan inovasi gameplay yang baru, tetapi juga cara bercerita dan menawarkan plot yang terhitung unik. Kesempatan untuk menghadirkan pengalaman bermain yang lebih intens juga hadir lewat aksi kejahatan dengan skala yang lebih besar di Heist, dimana tidak hanya mengeksekusi, Anda juga dilibatkan dalam proses perencanaan dan pemilihan kru di dalamnya. GTA V melemparkan semua formula kejahatan skala besar ala film Hollywood dalam genggaman tangan Anda. Dipadukan dengan visualisasi mumpuni penuh detail, musik, dan segudang aktivitas yang bisa Anda lakukan di dalamnya, GTA V memfasilitasi harapan dan keinginan Anda untuk menikmati sebuah game open-world sesungguhnya.
Namun sayang seribu sayang, GTA V tidak sesempurna yang dibayangkan. Ada beberapa elemen yang justru menyimpang dari ekspektasi yang ada, apalagi setelah “kemewahan” yang ia tawarkan dari sejumlah screenshot dan trailer yang memesona. Salah satu yang paling fatal? Heist sendiri. Walaupun mekanisme ini menghadirkan ilusi peran tiga serangkai yang lebih signifikan di dunia kriminal, namun fakta bahwa ia hadir sebagai bagian dari misi dan tidak bisa secara bebas dieksekusi menjadi pukulan tersendiri. Padahal sejak awal, trailer GTA V seolah memberikan impresi bahwa Anda memiliki kebebasan untuk memulai dan merencanakan Heist untuk merampok Bank atau toko perhiasan manapun yang Anda inginkan dan tentu saja mengumpulkan darinya. Sayangnya, Heist justru menjadi bagian progress cerita saja dan tidak ditawarkan sebagai bagian dari side mission.
Kelemahan lainnya ada pada usaha Rockstar untuk menyuntikkan sedikit “kegilaan” di dalam GTA V, yang menurut kami, justru mencederai usaha mereka untuk membangun sebuah konsep dunia yang mengakar pada realitas. Alien dan badut-badut menyeramkan sebagai akibat dari konsumsi narkotika masih terhitung sebuah konsep yang bisa diterima. Namun begitu Anda masuk ke dalam misi Rampage dari Trevor, semua ilusi plot yang mengakar pada dunia yang realistis seolah sirna begitu saja. Apa pasal? Sekuat, segila, dan se-badass apapun Trevor, ia tetap tidak mungkin cukup kuat untuk menahan gempuran ratusan peluru senapan mesin bahkan menaklukkan beberapa tank seorang diri dengan pelontar granat. Sebuah blunder yang terhitung fatal, walaupun misinya sendiri memang cukup menyenangkan untuk ditaklukkan.
Namun terlepas dari dua kekurangan utama ini, Rockstar berhasil membuktikan bahwa biaya produksi sebesar USD 256 juta yang mereka gelontorkan memang menghasilkan sebuah mahakarya yang luar biasa, sebuah game open-world yang tidak diragukan lagi, merupakan yang terbaik di kelasnya. Sebuah definisi kebebasan yang baru, sebuah standar kualitas yang tidak mudah ditundukkan, sebuah monumen bagaimana inovasi selalu menjadi nilai jual game yang efektif. Bravo Rockstar, Bravo GTA V!”
Peningkatan Visual yang Signifikan
Bukan sebuah rilis ulang untuk platform generasi terbaru namanya jika Rockstar tidak mampu menawarkan sisi kosmetik, terutama dari sisi visual, yang jauh lebih mumpuni untuk GTA V versi Playstation 4 dan Xbox One ini. Untuk urusan yang satu ini, Rockstar melakukan sebuah pekerjaan dengan hasil yang pantas untuk mendapatkan sebanyak mungkin acungan jempol yang bisa Anda lemparkan. Dari sebuah proyek generasi sebelumnya, Rockstar menyulap GTA V sebagai sebuah game open-world dengan identitas new-gen yang mengalir kentara. Peningkatan kualitas visual yang ditawarkan cukuplah signifikan.Tekstur definisi tinggi memperkuat detail yang ada, termasuk wajah para karakter. Mereka kini terlihat lebih ekspresif.
Tidak hanya karakter utama, para NPC juga mengalami peningkatan yang serupa.
Permukaan mobil kini memantulkan cahaya, memberikan efek visual yang memanjakan mata.
Kualitas tata cahaya yang semakin sempurna, indoor maupun outdoor.
Persona lain sebenarnya terletak pada penambahan banyak detail kecil yang melahirkan atmosfer permainan lebih baik. Salah satunya jumlah NPC yang tidak hanya membuat Los Santos lebih padat, tetapi juga hidup lewat variasinya yang kian banyak.
Alam liar Los Santos kini juga didukung vegetasi dan varian binatang liar yang lebih banyak.
Pengalaman Berbeda Lewat Kacamata Orang Pertama
Salah satu fitur andalan yang membuat GTA V new-gen ini berbeda? Tentu saja kesempatan untuk menikmati Los Santos dari kacamata orang pertama.
Benar sekali, kita tengah membicarakan mode FPS yang menjadi salah satu fitur highlight rilis ulang ini. Diposisikan sebagai bagian dari kamera, Anda bisa bergonta-ganti mode FPS – TPS secara real-time dengan hanya menekan tombol sederhana (touchpad di versI Playstation 4). Transisi berjalan sangat mulus, tanpa masalah, dan mode FPS ini bisa Anda nikmati kapanpun Anda inginkan. Kesempatan untuk melihat Los Santos secara lebih mendetail lewat kacamata yang lebih personal menjadi daya tarik utama mode FPS GTA V new-gen ini.
Perhatian Rockstar pada detail memang pantas diacungi jempol. Membangun kembali dashboard setiap kendaraan yang ada untuk menciptakan pengalaman yang lebih imersif. Seperti helikopter ini, misalnya.
Detail kecil seperti kertas shift di truk pengangkut sampah seperti ini bahkan terpikirkan oleh Rockstar.
Mereka bahkan sampai memikirkan efek kaca film yang dihasilkan ketika karakter Anda secara otomatis mengenakan helm waktu mengendarai motor. Gila!
Menjadi sesuatu yang sangat unik untuk melihat banyak momen ikonik GTA V yang selama ini Anda lihat dari kacamata orang ketiga, kini bisa dinikmati via FPS mode ini.
Beberapa momen terasa jauh lebih epik ketika menikmatinya via kacamata yang satu ini.
Penasaran hal apa yang terjadi di “balik layar” ketika Anda menyewa prostitusi dari tepi jalan? Ehm.. FPS-mode to the rescue!
Aksi tembak-tembakan juga lebih seru dengan menggunakan kacamata orang pertama ini.
BAM!
First Person Fist-Fight!!
Bagian terbaiknya? Rockstar menyuntikkan setting yang cukup melimpah untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman FPS yang lebih nyaman.
Seperti mengatur FOV, misalnya, untuk luas pandang lebih optimal. Posisi kamera dengan FOV terendah.
Posisi sama dengan angka FOV yang lebih tinggi.
Tidak nyaman dengan fungsi cover jika dieksekusi dengan kacamata orang pertama? Anda bisa mengatur agar ia memasuki mode third person setiap kali aksi ini dilakukan.
Namun sayangnya, mode ini ternyata tidak selalu bisa diterapkan di semua situasi. Aksi penyelamatan di gedung IAA yang seharusnya akan lebih epik dari kacamata orang pertama ini ternyata tidak mendukung First Person Mode.
Masih Tanpa Heist Mode di GTA Online
Mode GTA Online masih hadir tanpa mode Heist, yang seharusnya jadi fitur andalan utama.
Seperti halnya di mode single player, ia juga mendapatkan perombakan visual yang setara.
Tentu kini dengan ekstra item kustomisasi untuk membantu Anda menciptakan karakter yang lebih personal.
Berita terbaiknya? GTA Online juga mendukung FPS mode!
Memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi di event balap liar atau beraksi di Team Deathmatch, sudut pandang baru ini menjanjikan pengalaman baru yang lebih intens, tentunya.
Animal Simulator
Misi sampingan lucu-lucuan yang harus Anda jajal di GTA V versi new-gen ini. Anda bisa berburu tanaman yang memuat zat halusinogen – Peyote. Efeknya? Animal Simulator 2014 by Rockstar!
Peyote akan membuat Anda berperan sebagai binatang-binatang unik. Dari seekor burung yang bisa melemparkan bom kotoran seenak hati.
Anjing lucu yang tak segan “berburu” para polisi.
Anjing besar yang bisa Anda kendalikan untuk merusak hari penduduk Los Santos yang lain.
Hingga seekor ikan yang berperan sebagai, mmmmm.. seekor ikan.
Lokasi-lokasi Peyote ini bukan hal yang mudah ditemukan. Anda harus meluangkan waktu tersendiri untuk mendapatkan satu per satu dari mereka.
Selalu Ada yang Baru
Bahkan, untuk Anda yang sudah menjajal game ini di generasi sebelumnya, GTA V new-gen tetap menjanjikan banyak hal baru.
Setidaknya hal inilah yang kami rasakan. Untuk membantu Anda mendapatkan sedikit perspektif apa yang tengah kami bicarakan, Rockstar menyuntikkan lebih dari 160.000 kalimat percakapan yang bisa Anda temukan di sepanjang Los Santos, jumlah dialog yang hampir tidak mungkin Anda temukan semua di satu kali permainan. Berjalan-jalan di Los Santos, Anda tetap akan menemukan reaksi para NPC yang baru yang kian mengesankan kota yang hidup, walaupun Anda sudah pernah mencicipi game ini sebelumnya. Anda tahu kejadian acak yang biasanya terjadi ketika Anda berganti karakter? Sejauh permainan untuk mendukung review ini, kami bahkan baru bertemu dua kejadian ekstra yang belum pernah kami picu ketika menjajalnya di versi generasi sebelumnya tahun lalu. Sesuatu ada hal baru yang Anda temukan di dunia super luas ini.
Dialog-dialog unik dari NPC yang hampr selalu baru mengesankan sebuah kota Los Santos yang benar-benar hidup.
Lagipula sebagian misi Heist di GTA V memuat dua opsi pendekatan. Anggap saja GTA V new-gen ini sebagai kesempatan untuk memilih metode yang tidak Anda pilih di versi generasi sebelumnya.
Seperti misi Heist pertama yang menuntut Anda untuk merampok toko perhiasan ini. Ketika kami melakukan review tahun lalu di Playstation 3, kami memilih alternatif jalur pintar dengan metode gas tidur. Di versi Playstation 4 ini, kesempatan untuk menjajal metode yang lain – sebuah perampokan terbuka.
Kesimpulan
Jadi? Apakah GTA V versi Playstation 4 dan Xbox One, serta versi PC untuk Januari 2015 mendatang mennjadi proyek yang harus dijajal? Dengan penuh keyakinan, kami menjawab iya, terlepas dari apakah Anda sudah atau belum pernah mencicipi game ini di platform generasi sebelumnya.
Sementara untuk Anda yang sudah menjajal game ini di generasi sebelumnya, tidak ada alasan untuk tidak mencicipi versi generasi terbaru ini. Visual lebih baik, FPS mode yang menawarkan pengalaman gameplay yang berbeda, kesempatan untuk berperan menjadi binatang via Peyote yang bisa Anda buru, hingga kayanya konten yang memungkinkan Anda untuk terus menemukan hal-hal yang belum pernah Anda rasakan di versi generasi sebelumnya. Sebuah game yang sangat pantas untuk dijajal kembali.
Walaupun demikian, ada satu ekstra kekurangan yang tentu saja disayangkan dari GTA V new-gen ini. Benar sekali, kami membicarakan mode Heist untuk GTA Online yang ternyata masih belum siap hingga review ini dirilis. Masalah konektivitas yang masih terkadang membuat mode ini terhenti di tengah jalan atau bahkan tidak terhubung sama sekali walaupun koneksi internet reliable menjadi catatan tersendiri. Jika saja masalah ini teratasi penuh, GTA V new-gen ini akan tampil sebagai sebuah game open world yang sempurna.
GTA V versi generasi terbaru ini menjadi sebuah perwujudan yang lebih sempurna untuk sebuah game open world yang sejak awal eksistensinya, sudah memesona. Tidak ada alasan untuk mengatakan tidak pada game ini, dan ribuan alasan untuk menganggukan kepala, mengeluarkan porsi uang dari dompet, memutarnya di platform andalan Anda, dan terserap ke dalam Los Santos yang baru, dalam kacamata orang pertama. Must Play!
NEW RAW SCREENSHOT
PS: Klik Gambar untuk Memperbesar!
Sumber : jagatplay.com
Subscribe to:
Posts (Atom)
Source